Wahyu Ananda Mahasiswa Jurnalisti k Islam Tak Terasa kita sudah berada di pertengahan bulan Sya'ban pada kelender hi...
Tak Terasa kita sudah berada di pertengahan bulan
Sya'ban pada kelender hijriah. Waktu bergulir begitu cepat dengan segala
romansanya. Selanjutnya, tinggal menghitung hari kita akan menyambut bulan suci
Ramadan. Bulan yang paling dinantikan seluruh umat muslim di dunia. Bukan
karena bulan ini dikenal sebagai bulan penuh cinta seperti bulan Februari. Akan
tetapi, bulan ini adalah bulan yang dijadikan ajang lomba untuk mendekatkan
diri kepada sang kuasa. Selain itu, Bulan ini menjadikan setiap perbuatan kita
menjadi amal ibadah dan berlipat ganda untuk ladang amal di akhirat
nantinya.
Kini telah banyak yang memposting konten melalui
wadah aplikasi Tiktok tentang bulan ramadan sudah dekat. Salah satunya dengan
membuat video komplikasi memakai mukena dan kopiah dengan soundtrack yang
berjudul "Marhaban Ya Ramadhan", dipopulerkan oleh Haddad Alwi. Tak
ketinggalan akun-akun dakwah turut mengingatkan melalui poster maupun pamflet
yang di sebar melalui media sosial. Bulan Ramadan tak lama lagi!. Terlepas dari
itu semua ada hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, saat ini
kita masih dalam kondisi darurat pendemi covid-19 atau virus corona.
Sekarang pun kita masih harus bertarung
habis-habisan untuk melawan makhluk mirco ini. Akankah moment yang ditunggu
selama setahun hanya tinggal angan-angan?. Berkumpul dengan sahabat dan
keluarga untuk buka puasa bersama, tarawih bersama, serta silaturrahmi secara
langsung tinggal cacatan belaka. Tak ketinggalan begadang sampai subuh, lalu
berkeliling desa untuk membangunkan yang lain, kemudian momen yang paling
ditunggu takbir keliling dan hal seru lainnya yang hanya ada di bulan Ramadan.
Musabab saat ini kita dianjurkan untuk melakukan Sosial distancing dan physical
Distancing.
Setelah memahami musababnya, Secara otomatis apa
yang kita angankan bisa jadi tidak terjadi. Dan sekarang pun MUI (Majelis Ulama
Indonesia) telah menghimbau untuk tidak melaksanakan salat jumat diganti dengan
salat zuhur di rumah masing-masing. Apalagi jika itu salat Tarawih yang
notabenenya akan banyak orang yang berkumpul baik laki-laki maupun perempuan.
Untuk saat ini, yang bisa kita lakukan hanya menunggu hasil terbaik. Dengan
cara melakukan sosial distancing atau tidak keluar rumah terkecuali ada
hal yang penting. Dengan begitu kita dapat mengehentikan penyebaran covid-19
hingga kita bisa mewujudkan angan-angan yang telah kita siapkan di bulan
ramadan nantinya.
Data yang ada menujukkan bahwa tiap harinya selalu
ada korban covid-19. Telah ada 2.491 korban dari 19 provinsi (kompas.com), dan
jumlahnya bisa saja bertambah bila kita terlalu mementingkan ego dengan tidak
melaksanakan himbaun pemerintahan. Semakin kita meredam ego semakin cepat pula
bencana ini terselesaikan dan angan-angan pun bisa terwujud. Kita seharusnya
optimis dan yakin bahwa Allah SWT tidak mungkin memberikan suatu ujian diluar
kemampuan. Sudah jelas dalam potongan ayat surah Al-Baqaroh. Allah SWT berfirman
Laa Yukallifullahu nafsan illa wus'aha", Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).
Untuk
itu, Mari bekerjasama! Biarkan pemerintah bekerja untuk menagani pendemi ini,
dan dokter serta perawat menjadi garda terdepan, kemudian kita di belakang
membantu dengan stay at home dan tak lupa mendoakan mereka yang sedang
berjuang. Tidak Egois menimbun ataupun memanfaatkan momentum untuk kepentingan
pribadi. Setelah ini, Semoga angan-angan yang kita telah bayangkan di bulan
Ramadan bisa terwujud sesuai harapan kita.
Tidak ada komentar