Krisis di tengah pandemi covid-19 ini, bukan menjadi ajang rebahan semata. Justru menjadi momentum untuk tetap produktif. Seminar interna...
Krisis di tengah pandemi covid-19 ini, bukan menjadi
ajang rebahan semata. Justru menjadi momentum untuk tetap produktif. Seminar
internasional menjadi pilihan program studi Jurnalistik Islam dan Sosiologi
Agama Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Parepare. Kolaborasi pertama
yang dilakukan kedua program studi ini, membahas tentang New Normal: Media
and Culture Perspective.
Kegiatan ini berlangsung secara virtual melalui google
meeting, Senin (06/07). Seminar internasional ini menghadirkan mahasiswa
sebagai pembicara. Dua perwakilan mahasiswa mewakili program studi masing-
masing. Silmi Qurota Ayun dan Muhammad Fajar, mahasiswa Program Studi Sosiologi
Agama (SA). Sementara Program Studi Jurnalistik Islam (JI), diwakili oleh
Nurlaela Yuliasri dan Wahyu Ananda.
Selama dua jam kegiatan berlangsung, masing-masing
mahasiswa memaparkan hasil analisis terkait masalah yang terjadi disekitarnya
sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk melatih dan
mengembangkan potensi mahasiswa, agar terbiasa tampil depan audiens.
Muhammad Fajar, mahasiswa Sosiologi Agama mengatakan
bahwa seminar internasional ini menjadi pengalaman baru sebagai pembicara.
“Alhamdulillah, pengalaman baru pertama kali
dipercaya jadi speaker di seminar internasional. Sebelum tentunya ada nerveous
melihat ini merupakan pengalaman pertama kalinya,” ungkapnya melalui via WhatsApp,
Senin (06/07).
Tak dipungkiri, ada rasa bangga yang dirasakan
keempat mahasiswa tersebut. Dipercaya sebagai pembicara oleh pihak
penyelenggara, yakni dosen Jurnalistik Islam dan Sosiologi Agama. Hal itu
diungkapkan Wahyu Ananda, Mahasiswa Jurnalitik Islam.
“Seminar ini, pertama kali saya dipercaya oleh
penyelenggara. Dalam hal ini dosen Jurnalistik Islam dan Sosiologi Agama
sebagai pembicara. Dan ini menjadi pengalaman baru bagi saya. Sekiranya
mahasiswa jadi pembicara itu hanya sampai di kelas seminar nasional saja,”
ungkapnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Wahyu ini, berharap kegiatan ini menjadi penopang mahasiswa yang
telah menyelesaikan studinya. Mampu berbicara di depan umum untuk mengeluarkan
argumentasi, ide, dan gagasan dari hasil riset.
“Semoga lebih banyak lagi wadah-wadah seperti ini
yang diberikan kepada mahasiswa untuk berbicara sebagai speaker atau
pemateri di seminar internasional lainnya, “ tutupnya.
Penulis: Nurlaela Yuliasri
Tidak ada komentar