Page Nav

5

Grid

GRID_STYLE

IAIN Parepare

IAIN Parepare

Postingan Populer

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Postingan Populer

Breaking News:

latest

Tradisi Pallipa Putewe: Simbol Keselarasan dan Warisan Budaya Masyarakat Dusun Katteong

  Sumber: detik.com Penulis: Nur Asfadzilah, Mahasiswi program studi Jurnalistik Islam, IAIN Parepare Esai--  Tradisi merupakan bagian penti...

 

Sumber: detik.com

Penulis: Nur Asfadzilah, Mahasiswi program studi Jurnalistik Islam, IAIN Parepare

Esai-- Tradisi merupakan bagian penting dari identitas suatu masyarakat, dan merupakan representasi dari sejarah, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat tersebut. Di Dusun Katteong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, ada tradisi unik yang disebut Pallipa Putewe. 

Tradisi ini adalah salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat dan memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Upacara adat yang disebut "Pallipa Putewe" dilakukan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting atau untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai nikmat yang telah diberikan kepadanya. 

Tradisi ini membantu warga Dusun Katteong lebih dekat satu sama lain dan meningkatkan rasa kebersamaan. Pallipa Putewe biasanya dilakukan dengan berbagai ritual, seni, dan pesta rakyat.Setiap tahapan upacara, yang biasanya dipimpin oleh tokoh adat setempat, melibatkan masyarakat secara aktif. Tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk mempelajari dan memahami prinsip budaya leluhur mereka.

Salah satu tradisi adat yang masih dipertahankan oleh masyarakat Dusun Katteong adalah “Tradisi Pallipa Putewe”, yang terdiri dari sejumlah upacara dan ritual yang memiliki makna sosial, sejarah, dan spiritual bagi masyarakat setempat. Sejarah dan keyakinan orang Dusun Katteong adalah sumber dari "Pallipa Putewe", yang berasal dari bahasa lokal yang berarti "menyembelih kambing putih." Dipercaya bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman nenek moyang mereka sebagai cara untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan leluhur atas hasil panen yang melimpah atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

Menurut Pallipa Putewe, maknanya sangat dalam dan mencakup keyakinan bahwa keseimbangan penting antara manusia, alam, dan Tuhan. Tradisi ini merupakan cara untuk meminta perlindungan dan berkat untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dimulai dengan persiapan materi dan spiritual, tradisi Pallipa Putewe melibatkan beberapa tahapan. 

Pertama, Persiapan: Komunitas menyiapkan kambing putih untuk disembelih, bahan makanan, dan perlengkapan ritual lainnya. Warga desa bekerja sama untuk menyediakan persiapan ini. 

Kedua, Ritual Penyembelihan: Kambing putih disembelih pada hari yang telah ditentukan di tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat. Penyembelihan dilakukan oleh pemimpin adat atau tokoh yang dihormati, dan diiringi dengan doa dan nyanyian tradisional. 

Ketiga, Pembagian Daging: Daging kambing yang disembelih kemudian dibagikan kepada semua orang di desa. Pembagian ini dilakukan dengan adil sebagai tanda solidaritas dan kebersamaan. 

Keempat, Pesta Rakyat: Setelah ritual utama selesai, diadakan pesta rakyat dengan berbagai kegiatan, seperti pertunjukan seni, permainan tradisional, dan makan bersama. Tujuan dari pesta ini adalah untuk kebersamaan dan memperkuat hubungan sosial warga. 

Hingga ada banyak nilai penting dalam Tradisi Pallipa Putewe yang mencerminkan budaya dan kehidupan sosial masyarakat Dusun Katteong, antara lain: Gotong Royong : Semangat gotong royong sangat kental dalam pelaksanaan tradisi ini. Warga desa secara keseluruhan bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan upacara, yang menunjukkan rasa solidaritas dan kebersamaan yang kuat. Penghormatan kepada Leluhur: Ini adalah tradisi untuk menghormati orang tua dan warisan budaya mereka.

Menurut masyarakat, menjaga tradisi ini adalah cara untuk menunjukkan penghormatan dan penghargaan terhadap jasa leluhur. Syukur dan Doa: Masyarakat menggunakan Pallipa Putewe untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka atas berkah yang mereka terima dan meminta perlindungan dan berkat untuk masa depan. Doa dan ritual yang dilakukan menunjukkan spiritualitas dan kepercayaan yang mendalam. Pendidikan Budaya: Tradisi ini digunakan untuk mengajarkan budaya kepada generasi muda. Mereka menemukan nilai-nilai, sejarah serta makna dalam tradisi ini. 

Tradisi Pallipa Putewe' masih dipertahankan, namun terdapat beberapa kesulitan dalam menjaganya, seperti: Modernisasi: Modernisasi dapat mengubah prinsip tradisional dan mengurangi minat generasi muda untuk melestarikan tradisi. Urbanisasi: Migrasi orang ke kota untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik dapat mengurangi jumlah orang yang tinggal di desa dan mengikuti tradisi. Kurangnya informasi: Tidak ada informasi tertulis tentang adat istiadat Palipa putewe.

Tradisi Pallipa Putewe di Dusun Katteong merupakan warisan budaya yang kaya dengan makna sosial, sejarah, dan spiritual. Tradisi ini, yang berakar dari penghormatan kepada Tuhan dan leluhur melalui penyembelihan kambing putih, melambangkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Nilai-nilai gotong royong, penghormatan kepada leluhur, rasa syukur, dan pendidikan budaya menjadi inti dari tradisi ini. Meskipun demikian, Tradisi Pallipa Putewe kini menghadapi tantangan dari modernisasi, urbanisasi, dan kurangnya dokumentasi tertulis, yang mengancam keberlangsungan tradisi ini di masa depan.

Referensi

St Lathifa Sabrina Arif, A. A. Sistem Sosial Budaya Tradisi Pallipa Putewe Pada Masyarakat Dusun Katteong Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang.(*) 

Tidak ada komentar