Nurul Aqsha (Mahasiswi Prodi BKI) Berbicara masalah galau, bukan menjadi hal yang asing lagi di dengar dalam kamus anak zaman sekarang...
Nurul Aqsha (Mahasiswi Prodi BKI) |
Terkadang membutuhkan keheningan sebagai pemecah gundanya perasaan. Bulir-bulir air mata kadang tertumpah dengan hebatnya menyisakan sesak yang tak bertepi. Labirin cinta yang beribu, membuat kepenatan akhirnya menjemput. Tahukah…terkadang khiasan tonggak malam menjadi tak berarti ketika kegundahan itu muncul dibalik kepekatan malam. Bintang gemintang turut berdamai dengan kasih, bulan terasa begitu menawan dengan pahutan warna putih menyala. Khiasan langit dilengkapi dengan pekatnya malam yang diterpa cahaya, dan semua itu kadang terabaikan oleh insan yang sedang merana.
Galau…Serasa terlalu banyak pesona alam yang terabaikan akibat hal itu. Katanya cinta itu bukan pecahan kaca tapi cinta itu sebuah permata murni. Ingatlah cinta, kadang seseoraNg memang ortodoks tapi tak sporadic, begitu banyak sederet kisah yang telah berlalu meninggalkan kenangan. Tubuh sedikit lelah menanggung setiap derita yang terpahat secara terpaksa, memahat setiap luka yang ada. Kata orang-orang yang pernah patah hati. Hal ini menyisakan pilu yang tak berkesudahan.
Apakah anak muda zaman sekarang harus selalu memprioritaskan masalah hati.??? Banyak kejadian dalam masayarakat akibat cinta mereka rela mati bunuh diri. Banyak yang tak bisa merasionalkan pemikirannya. Ada yang siap meminum racun terkadang pula ada yang merealisasikan kegalauannya dengan minum khamr bahkan menggunakan narkoba. Ini akibat kurang percaya diri dalam mengahadapi setiap masalah. Hanya memilih jalan bukan membuka jalan. Apakah sepatutnya berbuat hal yang dapat membahayakan diri. Apakah semudah itu mengambil keputusan yang salah. Mereka jarang berpikir bagaimana kedepannya. Siapa yang akan tersakiti. Siapa yang akan kesulitan.
Seseorang menganggap bahwa dirinya saja yang memiliki masalah. Apakah mereka tidak sadar masih banyak orang-orang diluar sana yang memiliki masalah yang paling rumit. Begitulah, kurang bersyukur dengan hidup yang diberikan tuhan. Apakah tuhan hanya memberikan masalah tanpa menimbang. Tuhan tahu hal apa yang layak masalah apa layak untuk tuhan berikan kepada hambanya. Ingat setiap masalah yang diberikan pasti selalu ada jalan keluarnya tuhan tidak pernah memberikan jalan yang salah, jalan yang buntu. Bukankah seperti itu.
Hidup didunia membutuhkan juga konsekuensi. Tuhan hanya melihat siapa dari hambanya yang sukses mengarungi lautan yang berombak tinggi. Memang semuanya akan menyisakan buih tapi apakah hal itu menjadi permasalahan. Jangan jadikan diri terpuruk terombang-ambing ditengah lautan yang luas. Masih ada dermaga yang menunggu disana untuk mengkailkan tali tambang itu. Setiap Manusia memiliki tujuan hidup. Stressor bukan menjadi penghalang bukan menjadi dinding pemisah. Semua membutuhkan proses panjang. Masalah pasti akan siap menjadi tamu lebih tepatnya tak diundang. Tapi sebagai tuan rumah harus siap melayani tamu itu. Begitulah ibarat masalah. kehidupan itu seperti menelusuri hutan lebat. Pasti akan ada penghalang seperti hewan buas, jurang terjang. Begitulah hidup. Siap tidak siap harus dijalani. itulah konsekuensi hidup. Masalah memang selalu meradang. Katanya gagal move on..kenapa move onnya di gagalin?
Sesungguhyan bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Semua demi kebaikan diri dari tuhan, kebaikan itu tersimpan bersama ujian, tuhan memberikan cara, dimana setiap kebaikan disimpan dibalik kesengsararaan, ujian, rasa sakit dan kepenatan. Tidak ada satupun kebaikan yang tuhan berikan tanpa ada memberikan kesulitan. Mengapa demikian, sebab kebaikan itu mahal dan sangat berharga, sekaligus tuhan juga mengiginkan melihat siapa hamba-hambanya yang serius mencari kebaikan dan siapa yang dikategorikan berangan-angan. Jadi masihkah diri galau karena masalah perasaan, cinta galaulah karena begitu banyak dosa yang telah diperbuat. Begitu banyak goresan pena yang telah malaikat catat di dalam bukunya. Mulailah muhasabah diri. Melakukan perubahan seperti minum air sebotol pastinya tidak langsung menghabiskan seteguk. Tapi membutuhkan ruang untuk bernafas dan meminumnya secara perlahan. Begitulah ibaratnya perubahan.
kten bgt
BalasHapus