Muhammad Qadaruddin Abdullah (Ketua Prodi Jurnalistik Islam IAIN Parepare)
Hal membedakan empat macam jarak yang
menurutnya menggambarkan ragam jarak komunikasi yang diperbolehkan dalam kultur
Amerika yakni jarak intim (0 - 18 inci), jarak pribadi (18 inci - 4 kaki),
jarak sosial (4 -10 kaki), dan jarak publik (lebih dari 10 kaki). Terkait
dengan keempat macam jarak tersebut kemudian timbul pertanyaan-pertanyaan
seperti berikut; Apa yang akan terjadi ketika seseorang menunjukkan tingkah
laku nonverbal yang mengejutkan atau diluar dugaan? atau bagaimana persepsi
seseorang terhadap tingkah laku nonverbal yang mengejutkan tersebut.
Teori ini bertolak dari keyakinan bahwa kita
memiliki harapan-harapan tertentu tentang bagaimana orang lain sepatutnya
berperilaku atau bertindak ketika berinteraksi dengan kita. Kepatutan tindakan
tersebut pada prinsipnya diukur berdasarkan norma-norma sosial yang berlaku
atau berdasarkan kerangka pengalaman kita sebelumnya (Field of Experience) saat
ini virus corana lebih penting dari aturan, norma dalam berinteraksi.
Terpenuhi
tidaknya ekspektasi ini akan mempengaruhi bukan saja cara interaksi kita dengan
mereka tapi juga bagaimana penilaian kita terhadap mereka serta bagaimana
kelanjutan hubungan kita dengan mereka.
Bertolak dari pernyataan di atas kemudian
teori ini berasumsi bahwa setiap orang memiliki harapan-harapan tertentu pada
perilaku nonverbal orang lain. Jika harapan tersebut dilanggar maka orang akan
bereaksi dengan memberikan penilaian positif atau negatif sesuai karakteristik
pelaku pelanggaran tersebut. Pada saat ini tiap orang memiliki harapan bahwa
orang yang ditemui di jalan, di kantor atau di tempat umum bisa menjaga jarak.
Ketika ada orang yang tiba-tiba mendekat
dengan anda di tengah arus informasi virus corona maka anda akan merasa tidak
senang, perasaan ketidak senangan itulah yang kemudian kita menilai sebagai
pelanggaran harapan.
Hal yang penting diketahui pada teori ini selain expectancies-harapan adalah pelanggaran
atau biasa dikenal dengan violence penilaian
baik-buruk kita kepada orang lain tergantung bagaimana kita menilai orang tersebut,
jika kita menganggap bahwa orang tersebut baik, tidak membawa virus maka kita
akan menilai positif misalnya keluarga di rumah yang menemani kita stay at home, akan tetapi jika kita
menilai orang tersebut membawa virus, maka kita akan menilai negative, misalnya
ketika di pasar atau tempat perbelanjaan ada yang menyentuh kita, maka kita akan
merasa tidak nyaman, emosi, marah.
Harapan dibangun dari norma-norma social
yang berlaku, beberapa sumber aturan adalah agama dan aturan pemerintah, jika
seseorang bertindak di luar dari aturan agama dan pemerintah maka dianggap
melanggar harapan, oleh karena itu, ikuti kata ulama dan pemerintah agar memberikan kenyamanan
kepada orang lain.
Tidak ada komentar