Penulis : Mangga Barani, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN Parepare.
Penulis : Mangga Barani, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN Parepare.
Opini -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menjadi kampus terbaik dikawasan utara Sulawesi Selatan. Saat ini IAIN Parepare memiliki 2 program studi yang telah terakreditasi unggul, yaitu Pendidikan Agama Islam dan Sejarah Peradaban Islam. Namun kali ini, kita tidak akan membahas dua prodi itu, kita akan membahas mengenai prodi Jurnalistik Islam yang ada di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD).
Prodi Jurnalistik Islam IAIN Parepare sendiri memiliki 3 konsentrasi pilihan, yaitu hubungan masyarakat, wartawan; dan jurnalis.
Untuk kamu yang memiliki karakter teliti, kritis, tegas, senang menganalisis, senang melakukan riset, senang menulis berita dan memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi. Jurnalistik adalah pilihan yang tepat.
Yuk, kenal lebih konsentrasi Jurnalistik !
Menurut Adinegoro, dalam buku “Hukum Komunikasi Jurnalistik“ yang diterbitkan pada tahun 1984, Adinegoro mendefinisikan jurnalistik sebagai sebuah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas mungkin.
Menurut Adinegoro, jurnalistik mempelajari seluk beluk penyiaran berita, dalam berbagai media pers, termasuk juga dalam teater, film, atau rapat.
Jurnalistik juga bisa dikatakan sebagai program studi paling dinamis di antara yang lainnya. Jurnalistik merupakan sebuah kegiatan mencari, mengolah, dan menyebarluaskan berita kepada khalayak melalui media massa. Pada program studi jurnalistik kita akan diajarkan teknik mencari, menulis, dan menyunting berita, dan bagaimana pula berita tersebut didistribusikan malalui berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Para mahasiswa bisa memilih untuk mendalami jurnalistik sesuai dengan pilihan medianya. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami karakter media dan perubahannya. Proses pembentukan berita media cetak dan elektronik tentu saja berbeda. Para jurnalis media cetak harus memperkuat logika dan keahlian menulisnya, sedangkan jurnalis radio dan televisi mempelajari broadcasting sehingga harus selalu melatih kekuatan verbalnya.
Selain itu, dengan cepatnya pertumbuhan media online saat ini, para jurnalis harus bisa memproses berita secara lebih cepat. Berprofesi sebagai jurnalis memang cukup menantang. Kamu akan lebih sering berada di lapangan melakukan reportase, mewawancarai narasumber, bertemu dengan banyak orang, daripada hanya duduk di belakang meja. Jurnalis adalah profesi yang dinamis dan benar-benar membutuhkan kekuatan logika.(*)
Tidak ada komentar