Page Nav

5

Grid

GRID_STYLE

IAIN Parepare

IAIN Parepare

Postingan Populer

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Postingan Populer

Breaking News:

latest

Makna dan Pelaksanaan Tradisi Maccoreng Tanah

Penulis: Alauddin, Mahasiswa program studi Jurnalistik Islam, IAIN Parepare Esai--  Tradisi maccoreng tanah adalah salah satu bentuk kearifa...

Penulis: Alauddin, Mahasiswa program studi Jurnalistik Islam, IAIN Parepare

Esai-- Tradisi maccoreng tanah adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang penuh dengan nilai spiritual dan lingkungan dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan Kabupaten Pinrang Kecamatan Lembang Desa Bakaru. Tradisi ini menggambarkan hubungan yang erat antara manusia dengan alam dan Sang Pencipta, serta kesadaran akan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan lingkungan. 

Pelaksanaan Tradisi Maccoreng Tanah

Tradisi maccoreng tanah ini biasanya dilakukan pada musim tanam sebelum masa tanam awal dan untuk pelakasanaannya masyarakat akan musyawarah dimana atau kebun siapa yang akan dijadikan tempat untuk melakukan proses tersebut, tradisi ini juga melibatkan serangkaian langkah yang dilakukan secara kolektif oleh masyarakat.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan yaitu mempersiapkan sesajian, proses ini dimulai dengan menyiapkan sesajian yang berupa sokko (nasi ketan) telur sembeli ayam dan kue tradisional. Sokko dibuat dari beras ketan yang dimasak dengan cara tertentu sehingga memiliki tekstur yang lengket dan padat. Telur sembeli adalah telur ayam yang direbus dan sering kali diwarnai merah sebagai simbol keberanian dan semangat serta adapun kue tradisional yang disiapkan bersama dengan Sokko dan Telur. Persiapan ini dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kehati-hatian karena sesajian dianggap sebagai persembahan yang sakral.

Kedua, doa bersama, setelah sesajian siap, masyarakat berkumpul untuk melakukan doa bersama. Doa ini biasanya dipimpin oleh seseorang yang dituakan atau memiliki pengetahuan spiritual yang mendalam. Tujuan dari doa ini adalah untuk memohon izin dan berkah dari Allah, Sang Pencipta Alam Semesta, agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan membawa kebaikan. Doa ini juga mencerminkan rasa syukur atas segala karunia yang telah diberikan.

Ketiga, makan bersama, setelah doa selesai, sesajian tersebut dimakan bersama-sama oleh seluruh peserta. Makan bersama ini tidak hanya sebagai bentuk kebersamaan tetapi juga melambangkan rasa syukur dan berkah yang diterima. Kegiatan ini mempererat hubungan sosial antar anggota masyarakat dan menegaskan pentingnya solidaritas dan kebersamaan.

Makna Tradisi Maccoreng Tanah

Tradisi maccoreng tanah memiliki makna yang sangat mendalam dan tidak terbatas pada aspek fisik semata. Beberapa nilai yang terkandung dalam tradisi ini antara lain:

Permisi atau Pamit kepada Allah, tindakan ini merupakan bentuk permohonan izin kepada Allah sebagai Pemberi Alam Semesta. Ini mencerminkan kesadaran akan keberadaan Sang Pencipta dan rasa hormat serta ketundukan manusia kepada-Nya. Melalui ritual ini, manusia menyadari bahwa alam yang mereka manfaatkan adalah karunia dari Allah yang harus dijaga dengan baik.

Selanjutnya, permisi kepada Makhluk Sekitarl, selain kepada Allah, ritual ini juga merupakan bentuk permisi atau pamit kepada makhluk-makhluk lain di sekitar kita. Ini menunjukkan kesadaran bahwa manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain dan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga dan menghormati. Dengan demikian, tradisi ini menekankan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan semua makhluk hidup.

Kemudian, bijak dalam Menggarap Alam, maccoreng tanah juga mengandung pesan bahwa alam yang diberikan kepada kita harus digarap dengan bijak. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dan tidak merusaknya. Alam yang dijaga dengan baik akan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Berikutnya, harmoni dengan alam dan Sesama Makhluk, ritual ini juga menekankan pentingnya menjaga harmoni dengan alam dan makhluk hidup lainnya. Hidup berdampingan dengan saling menjaga dan menghormati adalah kunci dari keberlanjutan dan keseimbangan alam. Kesadaran ini mendorong manusia untuk selalu berperilaku ramah lingkungan dan menjaga keberlangsungan ekosistem.

Tradisi maccoreng tanah merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan lingkungan. Melalui pelaksanaan ritual ini, masyarakat diingatkan akan tanggung jawab mereka sebagai penjaga alam dan hubungan harmonis dengan Sang Pencipta serta sesama makhluk hidup. Maccoreng tanah bukan hanya sebuah ritual tradisional, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menjalani kehidupan dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, menjaga harmoni dengan alam, dan hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menjaga satu sama lain.(*) 


Tidak ada komentar