Page Nav

5

Grid

GRID_STYLE

IAIN Parepare

IAIN Parepare

Postingan Populer

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Postingan Populer

Breaking News:

latest

Menggabungkan Seni dan Fakta : Pendidikan Jurnalisme Sastrawi di Era Modern

Diagram Konseptual Pendidikan Jurnalisme Sastrawi di Era Modern Pendahuluan Jurnalisme sastrawi, atau jurnalisme naratif, merupakan bentuk p...

Diagram Konseptual Pendidikan Jurnalisme Sastrawi di Era Modern


Pendahuluan

Jurnalisme sastrawi, atau jurnalisme naratif, merupakan bentuk penulisan yang menggabungkan teknik sastra dengan laporan jurnalistik. Pendekatan ini menawarkan cara yang lebih mendalam dan imersif untuk menyampaikan berita, menekankan detail, karakter, dan narasi yang mampu memikat pembaca. Di era modern, di mana informasi dapat dengan mudah diakses tetapi seringkali dangkal dan cepat terlupakan, pendidikan jurnalisme sastrawi menjadi semakin penting. Esai ini akan membahas mengapa pendidikan jurnalisme sastrawi penting, tantangan yang dihadapinya, serta manfaat yang dapat diperoleh darinya. 

Pentingnya Pendidikan Jurnalisme Sastrawi

1. Menyediakan Kedalaman dan Konteks:

Jurnalisme sastrawi memungkinkan wartawan untuk mengembangkan cerita dengan lebih mendalam, memberikan konteks dan detail yang sering kali hilang dalam berita sehari-hari. Ini penting untuk membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks dengan lebih baik.

2. Meningkatkan Kualitas Penulisan: 

Melalui pelatihan jurnalisme sastrawi, jurnalis dapat mempelajari teknik penulisan sastra seperti deskripsi yang hidup, karakterisasi, dan narasi yang kuat. Ini tidak hanya membuat laporan mereka lebih menarik tetapi juga meningkatkan standar penulisan dalam industri jurnalisme. 

3. Menjaga Keberlanjutan Berita: 

Dalam dunia di mana berita bergerak cepat dan sering kali segera terlupakan, jurnalisme sastrawi dapat menghasilkan karya yang bertahan lama. Artikel yang ditulis dengan gaya naratif cenderung memiliki dampak yang lebih mendalam dan bertahan lebih lama dalam ingatan pembaca.

Tantangan dalam Pendidikan Jurnalisme Sastrawi 

1. Kebutuhan Waktu dan Sumber Daya:

Menulis jurnalisme sastrawi membutuhkan waktu dan penelitian yang lebih mendalam dibandingkan dengan jurnalisme konvensional. Ini bisa menjadi tantangan di era di mana tekanan untuk menghasilkan berita dengan cepat sangat tinggi.

2. Menyeimbangkan Fakta dan Fiksi:

Salah satu tantangan utama dalam jurnalisme sastrawi adalah memastikan bahwa meskipun narasi disajikan dengan cara yang menarik, fakta tetap akurat dan tidak dimanipulasi. Pendidikan yang baik harus menekankan pentingnya integritas jurnalistik.

3. Perubahan Cara Konsumsi Media:

Dengan meningkatnya konsumsi media melalui platform digital dan media sosial, ada kekhawatiran bahwa pembaca lebih menyukai berita singkat dan cepat. Mengajarkan jurnalisme sastrawi berarti harus menemukan cara untuk menarik perhatian audiens yang mungkin memiliki rentang perhatian yang lebih pendek.

Manfaat Jurnalisme Sastrawi di Era Modern

1. Membangun Koneksi Emosional:

Cerita yang ditulis dengan gaya sastrawi sering kali dapat membangun koneksi emosional dengan pembaca. Ini penting untuk membuat pembaca peduli dan terlibat dalam isu-isu yang diangkat.

2. Memfasilitasi Pemahaman yang Lebih Baik: 

Dengan memberikan konteks yang kaya dan narasi yang mendalam, jurnalisme sastrawi membantu pembaca untuk memahami isu-isu secara lebih mendalam dan kritis. Ini sangat relevan dalam era di mana misinformasi dan berita palsu merajalela.

3. Meningkatkan Reputasi dan Kredibilitas: 

Media yang mampu menghasilkan karya jurnalisme sastrawi yang berkualitas tinggi dapat meningkatkan reputasi dan kredibilitasnya di mata publik. Ini bisa menjadi pembeda penting di industri yang semakin kompetitif.

Kesimpulan

Pendidikan jurnalisme sastrawi di era modern menghadirkan tantangan dan peluang yang unik. Meskipun memerlukan waktu dan usaha yang lebih, manfaat yang ditawarkannya dalam hal kedalaman pemahaman, keterlibatan emosional, dan peningkatan kualitas penulisan sangat berharga. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, jurnalisme sastrawi menawarkan cara untuk memperlambat dan benar-benar memahami cerita di balik berita. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan jurnalisme untuk terus mempromosikan dan mengembangkan keterampilan ini di kalangan calon jurnalis.

Daftar Pustaka 

1. Burhan Bungin. "Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer." PT RajaGrafindo Persada, 2012.

2. Hasim, Muhammad. "Jurnalisme Sastrawi: Mengenal dan Menulis Laporan Mendalam serta Memikat." Andi Offset, 2008.

3. Ashadi, Anggoro. "Jurnalisme Sastrawi di Indonesia: Sebuah Telaah Kritis." Jurnal Komunikasi Indonesia, vol. 1, no. 2, 2012, pp. 85- 100.

4. Effendy, Onong Uchjana. "Pergeseran Paradigma Jurnalisme: Dari Konvensional ke Sastrawi." Jurnal Ilmu Komunikasi, vol. 5, no. 1, 2010, pp. 15-30.

Referensi 

1. Anindya, Ratri. "Menyelami Dunia Jurnalisme Sastrawi." Kompasiana, 2021. Link (akses Juni 2024).

2. Fitriani, Nur. "Jurnalisme Sastrawi: Antara Fakta dan Fiksi." Tirto.id, 2020. Link (akses Juni 2024).

3. Kusuma, Fajar. "Pendidikan Jurnalisme Sastrawi di Era Digital." Medium, 2023. Link (akses Juni 2024).

Penulis : Alyah Anwar Mahasiswi Jurnalistik Islam IAIN Parepare 


Tidak ada komentar